Tanggal 15 Desember
Hari ini Saski merasa sangat penasaran kepada Raka. Saat ingin menghampirinya di kelasnya, Saski bertemu dengan Ka Fikri. Ka Fikri adalah ketua eskul yang diikutinya. Saat itu Ka Fikri sedang membagikan formulir kepada anak kelas X yang baru masuk eskul itu.
“Saski!”
“eh kakak, kenapa kak?”
“ini kakak mau ngasih formulir pelantikan ke kamu. kamu harus ikut yaa”
“tapi gak janji deh ka”
“tapi gak janji deh ka”
“pokonya harus ya. dadaah~”
Kakaknya itu memang tipe orang suka memaksa, dan kalau permintaannya gak diturutin dia akan marah banget.
sesampainya di kelas Raka. Saski segera minta tolong kepada teman Raka untuk memanggilkan Raka. Saat keluar dari kelas, Saski melihat Raka yang malas-malasan seperti tidak ingin bertemu dengan Saski.
“Raka, kamu kenapa sih akhir-akhir ini seperti menjauh dari aku?”
“hah? menjauh gimana?”
“yaa… menjauh. Kamu jadi jarang sms aku. Kamu juga jadi jarang ke kelas aku. Kamu aneh”
“tapi aku gak ngejauhin kamu”
“yaudah deh, terserah kamu aja”
Saski ingin pergi tetapi tiba-tiba pergelangan tangannya sudah digenggam oleh Raka.
“tunggu, maaf ya”
“maaf buat apa?”
“aku emang ngejauhin kamu”
“kenapa emangnya?”
“aku juga bingung. Aku gak tau kenapa. Maaf ya”
“Yaudah deh aku maafin. Aku ke kelas dulu ya”
Saski pun kembali ke kelasnya dengan perasaan kecewa dan sedih. sahabatnya Vita tidak merasakan ada kesedihan dalam diri Saski sehingga dia merasa tidak terlalu peduli.
Sepulang sekolah, seperti biasa. Saski berganti baju, makan siang, lalu kembali ke kamarnya. Saat ini dia benar-benar tidak ingin diganggu. Raka pun tidak me-sms-nya. Dia merasa sedih sekali.
Seakan teringat sesuatu Saski bangun dam=n mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Ternyata itu formulir pelantikan yang diberikan Ka Fikri kepadanya. Saski ingin meminta izin kepada mamanya.
“ma..”
“iya, kenapa Sas?”
“ini, aku diajakin ikut pelantikan sama pengurus eskul yang aku ikutin”
“siapa aja yang ikut? Vita ikut gak?”
“aku sama anggota lainnya. Vita gak ikut soalnya dia kan beda eskul sama aku ma”
“kapan?”
“hari sabtu sampe minggu ma”
“nginep ya?”
“iya ma..”
“kamu kan tau, dari dulu mama ngelarang kamu buat ikut pelantikan atau semacamnya yang nginep di sekolah”
“tapi ma..”
“mama gak mau repot. pokonya gak boleh”
Saski pun kembali ke kamarnya dengan perasaan kecewa. ia takut kakanya akan marah kepadanya. Karena terhanyut dalam kesedihan ia pun tertidur di kamarnya.
~~~
Tanggal 16 Desember
Hari ini hari sabtu. Hari bebas bagi siswa-siswi SMA Harapan Bangsa tempat Saski sekolah. Hari yang dikhususkan hanya untuk kegiatan ekstrakulikuler. Saat itu, Saski sedang kumpul di tempat eskul yang diikutinya. Mereka sedang berbicara tentang pelantikan yang akan diadakan hari ini. Setelah selesai, Saski menghampiri Ka Fikri dengan perasaan bersalah.
“Kakak..”
“kenapa dek? oh iya, gimana kamu ikut pelantikan kan?”
“eng.. ini kak. aku gak bisa ikut pelantikan.”
“kenapa?”
“mama aku gak ngebolehin aku ikut pelantikan kak. Udah gitu aku juga gak ada temennya.”
“kok gitu sih? kan kakak bilang kamu harus ikut”
“maaf kak. Tapi keputusan mamaku gak bisa diubah”
“yaudah kalau gitu kamu saya pecat jadi adik saya”
“ih kok gitu sih ka?”
“iyalah, abisnya kamu gak berbakti”
“tapi kak, aku gak boleh sama mama”
“oke. cukup tau aja saya tentang kamu dek”
“kakak jangan pecat aku”
“bodo, pokonya kalo kamu ikut baru saya gak pecat”
Ka Fikri pun pergi tanpa menghiraukan Saski. Saski merasa sangat sedih. Dia benar-benar gak bisa ngelanggar aturan mamanya, dia juga gak mau dipecat jadi adik Ka Fikri.
Karena tidak ada pilihan lain, Saski pun menerima kenyataan bahwa dia memang sudah bukan adiknya Ka Fikri lagi. Saat sedang kalut begini, ia sangat membutuhkan Raka. Saski pun pergi mencari Raka.
Setelah beberapa menit mencari, Saski pun menemukan Raka sedang duduk di kantin. Saski pun menghampirinya. Tak disangka, Raka sama sekali tidak menghiraukannya juga. Saski ingin bercerita, tetapi dia tidak enak. Beberapa menit kemudian, Raka menyadari kehadiran Saski sehingga ia menyapanya.
“eh, ternyata ada kamu. ngapain kamu disini?”
“eh.. eng.. aku cuma mau cerita tapi kayanya kamu lagi gak mau ngeladenin aku. Tadinya aku mau pergi”
“jangan pergi, kamu mau cerita apa?”
Saski pun menceritakan hal itu kepada Raka. Rasanya Saski ingin dikasihani oleh pacarnya tersebut. Tetapi respon Raka terhadap cerita Saski sangatlah aneh.
“….. jadi gitu ceritanya yang.”
“oh, terus kamu mau ikut pelantikan itu biar jadi adiknya lagi?”
“gak bisa, aku dilarang sama mama”
“oh, yaudah kalau gitu gak usah. Lagian ngapain sih peduli banget sama dia”
“eh.. eng.. yaudah deh.”
Dari situ, Saski sudah mulai merasa aneh. Kenapa Raka kaya gitu. Saski merasa lebih sedih dari yang sebelumnya. Dia sudah gak tau apa yang harus dia lakuin. Setelah itu, Saski pulang ke rumah dengan wajah cemberut. ia lalu langsung masuk ke kamar dan tertidur pulas setelah mengerjakan tugas-tugas sekolah.
~~~
Tanggal 17 Desember
Hari ini hari Minggu, Saski dan teman-temannya akan pergi ke toko buku di sebuah pusat perbelanjaan di serpong. Sekitar jam 10 pagi, Saski sudah siap. Dia bertemu dengan teman-temannya di food court. Setelah sarapan, Saski berpamitan kepada mama dan papanya untuk pergi.
Saski bertemu Vita, Ares, Dyah dan Anis di food court. Mereka langsung menuju toko buku yang berada di lantai 2. Setelah lama mencari buku yang ingin dibeli, ternyata bukunya tidak ada. Maka mereka pun meutuskan untuk beli novel saja. Lama sekali mereka memilih novel, akhirnya mereka selesai juga. Saski membeli 2 novel, sementara yang lainnya membeli 1. Saski memang fanatic novel. Dia lebih suka cerita-cerita roman dewasa dibandingkan cerita-cerita roman remaja yang suka berlebihan.
Setelah keluar dari toko buku, Saski dan teman-temannya pergi untuk makan siang. Karena sudah ditelepon mamanya, Saski segera pulang setelah makan siang. Sesampainya di rumah, Saski hanya disuruh untuk menjaga rumah karena mama dan papanya akan pergi. Karena di rumah ada pembantunya jadi Saski tidak terlalu khawatir dia akan sendirian di rumah.
Saski lalu pergi ke kamarnya. Di kamar, Saski sadar bahwa sedari tadi dia belum membuka hpnya tersebut. Maka cepat-cepat dia mencari hpnya dan mengeceknya. Tetapi ternyata Raka belum me-sms-nya.
Saski merasa khawatir sehingga dia me-sms Raka terlebih dahulu. Beberapa lama kemudian Raka membalas smsnya tersebut.
Saski :
Sayang, kamu kemana aja? kok gak ngabarin aku? :(
Raka :
Maaf yah, aku lupa.
Saski :
Kok bisa lupa sih? yaudahlah..
Raka :
Maaf ya.. nanti jam 4 bisa ketemuan di taman gak?
Saski :
Eh.. yaudah deh.. mau ngapain?
Raka :
Aku mau ngomong sesuatu sama kamu.
Saat itu Saski penasaran. Dia melihat jam sudah menunjukan jam 3 sore. Dia pun siap-siap untuk menemui Raka. Dia bener-bener binguing sama jalan fikiran Raka.
~~~
Jam sudah menunjukan jam 4 tepat. Saski sudah berada di taman sekitar 5 menit yang lalu. Tiba-tiba Raka datang menghampirinya.
“Sas, aku mau ngomong sesuatu sama kamu”
“ngomong apa?”
“kamu mau tau kenapa akhir-akhir ini aku berubah?”
“kenapa emangnya? aku penasaran banget”
“oke.. soalnya.. itu.. karena aku ngerasa kalo aku..”
“kamu kenapa?”
“aku ngerasa kalo aku udah gak sayang kamu lagi”
Napas Saski tiba-tiba tercekat mendengar perkataan Raka. Napasnya tersendat-sendat seperti tidak ada oksigen di ruangan terbuka itu.
“kenapa gitu?” kata Saski dengan suaranya yang hampir tidak kedengaran.
“aku juga gak tau. Maaf ya, dan aku juga pengen kita temenan aja”
Hati Saski seakan rapuh mendengar kalimat terakhir yang diucapkan oleh Raka. Napas Saski semakin tercekat, ia ingin menangis. Tetapi tidak didepan Raka.
“Ke.. ke-na-paa?” tanya Saski sambil menahan tangis
“Karena aku udah gak sayang sama kamu. Kalau kita lanjutin hubungan ini, sama aja aku mempermainkan kamu. Maaf ya”
“Yaudah kalau itu keputusan kamu, aku setuju. Sekarang, aku mau pulang ya..” kata Saski masih sambil berusaha menahan tangisannya.
“Maaf ya, Sas”
Saski pergi meninggalkan taman. ia masih menahan tangisnya, karena sudah tidak kuat lagi, ia pun menangis sambil berlari ke rumahnya. Sesampainya di rumah, Saski langsung pergi ke kamarnya. Di dalam kamarnya Saski menangis tersedu-sedu.
~~~
Saski mengurung dirinya dalam kamar hingga larut malam. Ditemani oleh lagu-lagu dari band luar negeri yang bernama secondhand serenade. Ia menangis dan terus menangis. Ia tidak bisa menerima kenyataan yang harus ia hadapi.
I dream a lot, I know you say
I’ve got to get away.
“The world is not yours for the taking”
Is all you ever say.
I know I’m not the best for you,
But promise that you’ll stay.
Cause if I watch you go,
You’ll see me wasting, you’ll see me wasting away
I’ve got to get away.
“The world is not yours for the taking”
Is all you ever say.
I know I’m not the best for you,
But promise that you’ll stay.
Cause if I watch you go,
You’ll see me wasting, you’ll see me wasting away
“Kenapa ini harus terjadi?” Kata Saski sambil menangis
Cause today, you walked out of my life
Cause today, your words felt like a knife
I’m not living this life.
Cause today, your words felt like a knife
I’m not living this life.
“Kenapa dia pergi saat aku lagi butuh dia banget?”
But what do I know, if you’re leaving
All you did was stop the bleeding.
But these scars will stay forever,
These scars will stay forever
And these words they have no meaning
If we cannot find the feeling
That we held on to together
Try your hardest to remember
All you did was stop the bleeding.
But these scars will stay forever,
These scars will stay forever
And these words they have no meaning
If we cannot find the feeling
That we held on to together
Try your hardest to remember
“Apa dia gak pernah mikir bagaimana persaanku saat ini dan nanti?”
Stay with me,
Or watch me bleed,
I need you just to breathe.
Or watch me bleed,
I need you just to breathe.
Cause today, you walked out of my life
Cause today, your words felt like a knife
I’m not living this life.
Cause today, your words felt like a knife
I’m not living this life.
Karena terhanyut dalam kesedihannya, Saski pun tertidur pulas. Tak ada satu orang pun yang tahu masalahnya. Di dalam tidurnya, ia bermimpi yang sangat indah, sampai-sampai ia pun menangis dalam tidur.
~Selesai~